Postingan

Menampilkan postingan dari April 29, 2010

Pengangguran1

Istilah pengangguran memunculkan banyak citra: anak-anak telantar, dapur umum, majikan yang kaya, kelambanan pemerintah, dan film tentang "Great Depression" (Masa Depresi Hebat) ketika orang-orang berjalan selama berjam-jam mencari pekerjaan. Dalam gambaran-gambaran itu, tergantung pada nilai dan kepercayaan seseorang, kecenderungannya adalah ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu -- bisnis, seseorang, atau politikus. Faktanya adalah banyak negara terganggu dengan masalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pada beberapa negara, tingkat pengangguran mencapai 12 persen, dan dalam kelompok umur tertentu, misalnya pemuda, mencapai 20 persen. Itu tidak termasuk orang-orang yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan pokok di banyak negara di benua Afrika. Pada awal 1960, beberapa orang berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk sebagian besar orang tidak akan bekerja; sebagian kecil orang akan diberdayakan dan menyediakan kebutuhan orang lain. Apa yang sedang terjadi? Adakah b

SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA

Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separo dari penduduk Malaysia. Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Sering berbagai

Milis Publikasi Elektronik Pelayanan Konseling Kristen

EDISI 195/1 November 2009 Daftar Isi: = Pengantar: Pengangguran Sebagai Dampak dari Krisis Ekonomi = Cakrawala: Pengangguran = Bimbingan Alkitabiah: Ketika Di-PHK atau Menjadi Pengangguran = Tips: Bila Pengangguran Meningkat = Info: 1. Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org 2. Semiloka Nasional "Profesionalitas dan Karakter Pendidik" PENGANTAR ____________________________________________________________ Salam dalam kasih Kristus, Salah satu dampak dari krisis ekonomi adalah PHK besar-besaran. Kenyataan ini membuat kita harus menemukan atau menciptakan lapangan pekerjaan baru yang belum dilakoni banyak orang. Memang, untuk melakukannya tidaklah mudah, khususnya karena masalah ini juga berimbas pada kondisi ekonomi keluarga. Di kala tidak ada pekerjaan, pendapatan berkurang, bahkan tidak ada. Di sisi lain, kebutuhan hidup terus berjalan dan harus dipenuhi. Meski demikian, sebenarnya ada banyak hal yang dapat k

Pengangguran Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk te

PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN PENGANGGURAN TERDIDIK

A. Pendahuluan Masalah kependidikan yang serius dihadapi oleh negara berkembang pada umumnya, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas, dan lapangan pekerjaan. Membidik masalah yang terakhir, dengan tidak bermaksud mengecilkan arti ketiga masalah lainnya, memiliki greget yang lain. Kekurangtersediaan lapangan pekerjaan akan berimbas pada kemapanan sosial dan eksistensi pendidikan dalam perspektif masyarakat. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan kesempatan kerja yang ada. Dalam arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan, adalah teraihnya lapangan kerja yang diaharpkan. Atau setidak-tidaknya, setelah lulus dapat bekerja di sektor formal yang memiliki nilai "gengsi" yang lebih tinggi di banding sektor informal. Dengan demikian, keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga berpotensi untuk tidak dapat ter

Memerangi Kemiskinan dan Pengangguran

TAHU-TAHU mereka, para capres putaran I dan putaran II, menjadi populis. Seolah-olah melepaskan diri dari paham kaum mainstream dan ramé-ramé, bergabung dengan kaum strukturalis. Tahu-tahu mereka bicara keras dan berjanji memerangi kemiskinan dan pengangguran (ketertindasan dan keterhinaan) sebagaimana kaum strukturalis bertitik tolak dalam membangun ekonomi, sebagaimana kaum strukturalis menuding teori ekonomi dan model pembangunan ekonomi yang tidak berorientasi pada paham dan ideologi kerakyatan. Mereka seolah-olah menjadi penganut Hatta yang berjuang melalui pembelaannya di Pengadilan Den Haag tahun 1928 yang diberi judul "Indonesia Merdeka". Mereka seolah-olah menjadi pendukung ide marhaenisme Soekarno yang berjuang membela wong cilik dalam pengadilan Bandung 2 tahun kemudian (1930) dengan pembelaannya yang berjudul "Indonesia Menggugat". Kedua founding fathers itu kita kenal sebagai kaum "strukturalis awal", yang sadar akan ketimpangan-ketimpangan s

Pengangguran dan Krisis Eksistensi Diri

Pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di  negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Ada berbagai macam tipe pengangguran, seperti pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Dari sudut pandang Ekonomi, pengangguran dapat dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi dan pasar kerja dalam menyerap tenaga kerja yang muncul secara bersamaan dalam jumlah yang terus berakumulasi. Namun, masalah pengangguran ternyata tidak bisa hanya dipandang sebagai masalah ekonomi semata, pengangguran merupakan masalah sosial yang harus dicarikan upaya penyelesaiannya karena berpotensi menyebabkan masalah-masalah sosial lain seperti kemiskinan dan kejahatan. Melalui tulisan ini saya mencoba untuk menganalisis masalah pengangguran secara lebih mendalam ditinjau dari persfektif sosiologis. Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial Berdasarkan teori Fungsional Struktural, masalah sosial timbul karena terjadinya ketidak seimbangan lembaga-lembaga so