Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 30, 2009

ADAT UNTUK ORANG MENINGGAL

Tingkatan-tingkatan Orang Meninggal a. Mate dakdanak/mati anak-anak, meninggal belum kawin. Tidak ada adat untuk ini b. Mate Pupur, meninggal tanapa ada keturunan . Tidak ada adat untuk ini c. Mate Punu, meninggal belum ada nak lelaki tetapi ada anak perempuan. Beluma ada paradaton untuk ini. d. Mate mangkar ( matompas tataring/matipul ulu) , meninggal ada anak laki dan permpuan tetapi belum ada cucunya. Keterangan sama dengan b & c. e. Sorimatua, sudah bercucu, tetapi lebih banyak anaknya yang belum kawin. Adat sama dengan paradaton sari matua. f. Sarimatua, meninggal sudah mempunyai cucu tetapi masih ada yang belum kawin. Adat sesuai dengan paradaton sari matua h. Saurmatua, sudah mempunyai cucu dari anak lelaki dan anak perempuannya dan sudah semua anaknya menikah. Adat sesuai paradaton saur matua. i. Maulibulung, saur-matua jala dan belum ada keturunannnya yang meninggal mendahului dia. CATATAN: Sering kita lihat seorang yang meninggal statusnya “mate mangkar” tetapi dengan ber

Tata Cara dan Urutan Pernikahan Adat Na Gok

1. Mangarisika.. Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian itu dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain. 2. Marhori-hori Dinding/marhusip.. Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang dilamar, terbatas dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum. 3. Marhata Sinamot.. Pihak kerabat pria (dalam jumlah yang terbatas) datang oada kerabat wanita untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor). 4. Pudun Sauta.. Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah sumpit berisi nasi dan lauk pauknya (ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak parboru dan setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang terdiri dari : 1. Kerabat marga ibu (hula-hula

Tutur-sapa masyarakat Batak

1. Ahu = aku, saya 2. Anak = anak laki-laki 3. Amang >damang >damang parsinuan =ayah, bapak. 4. Amang, sapaan umum menghormati kaum laki-laki. 5. Amanta >amanta raja, dalam sebuah acara pertemuan. 6. Amanguda, adik laki-laki dari ayah kita. 7. Amanguda, suami dari adik ibu kita. 8. Amangtua, abang dari ayah kita. 9. Amangtua, suami dari kakak ibu kita sendiri. 10. Amanguda/amangtua, suami dari pariban ayah kita. 11. Angkang = abang. Angkangdoli, abang yang sudah kawin. 12. Angkang boru, isteri abang. Kakak yang boru tulang kita. 13. Anggi, adik kita (lk), adik (pr) boru tulang kita. 14. Anggi doli, suami dari anggiboru. Adik (lk) sudah kawin. 15. Anggiboru, isteri adik kita yang laki-laki. 16. Amangboru, suami kakak atau adik perempuan ayah kita. 17. Amangtua/inangtua mangulaki, ompung ayah kita. 18. Ama Naposo, anak (lk) abang/adik dari hula-hula kita. 19. Angkangboru mangulaki, namboru ayah dari seorang perempuan. 20. Ampara, penyapa awal sealur marga, marhaha-maranggi. 21.

Sekilas Tentang Gondang

A. Pengertian Gondang Pada tradisi musik Toba, kata gondang (Secara harfiah) memiliki banyak pengertian. Antara lain mengandung arti sebagai : (1) seperangkat alat musik, (2) ensambel musik, (3) komposisi lagu (kumpulan dari beberapa lagu), (pasaribu 1987). Makna lain dari kata ini, berarti juga sebagai (1) menunjukkan satu bagian dari kelompok kekerabatan, tingkat usia; atau orang-orang dalam tingkatan status sosial tertentu yang sedang menari (manortor) pada saat upacara berlangsung (Irwansyah,1990). Pengertian gondang sebagai perangkat alat musik, yakni gondang Batak. Gondang Batak sering diidentikkan dengan gondang sabangunan atau ogling sabangunan dan kadang-kadang juga diidentikkan dengan taganing (salah satu alat musik yang terdapat di dalam gondang sabangunan). Hal ini berarti memberi kesan kepada kita seolah-olah yang termasuk ke dalam Gondang Batak itu hanyalah gondang sabangunan, sedangkan perangkat alat musik Batak yang lain, yaitu : gondang hasapi tidak termasuk gondang Ba

Marga-marg Batak seluruhnya

Dikutip dari buku: Ruhut-ruhut ni Adat Batak Karya besar : Alm. H.B. situmorang BPK Gunung Mulia, Jakarta - 1983 A. 1. AMBARITA 2. AMPAPAGA (SIAMPAPAGA) 3. AMPUN (NAHAMPUNGAN) 4. ANGKAT 5. ANGKAT SINGKAPAL 6. ARITONANG 7. ARUAN B. 8. BABIAT 9. BAHO (NAIBAHO) 10. BAKO 11. BANJARNAHOR (NAINGGOLAN) 12. BANJARNAHOR (MARBUN) 13. BANCIN 14. BAKKARA 15. BARINGBING (TAMPUBOLON) 16. BARUARA (TAMBUNAN) 17. BARUTU (SITUMORANG) 18. BARUTU (SINAGA) 19. BATUARA (NAINGGOLAN) 20. BATUBARA 21. BERASA 22. BARAMPU 23. BARINGIN 24. BINJORI 25. BINTANG 26. BOANGMANALU 27. BOLIALA 28. BONDAR 29. BORBOR 30. BUATON 31. BUNUREA (BANUAREA) 32. BUNJORI 33. BUTARBUTAR D. 34. DABUTAR (SIDABUTAR ?) 35. DAIRI (SIMANULLANG) 36. DAIRI (SINAMBELA) 37. DALIMUNTA (MUNTE ?) 38. DAPARI 39. DAULAE 40. DEBATARAJA (SIMAMORA) 41. DEBATARAJA (RAMBE) 42. DOLOKSARIBU 43. DONGORAN 44. DOSI (PARDOSI) G. 45. GAJAA 46. GAJADIRI 47. GAJAMANIK 48. GIRSANG 49. GORAT 50. GULTOM 5