Pengangguran1
Istilah pengangguran memunculkan banyak citra: anak-anak telantar, dapur umum, majikan yang kaya, kelambanan pemerintah, dan film tentang "Great Depression" (Masa Depresi Hebat) ketika orang-orang berjalan selama berjam-jam mencari pekerjaan. Dalam gambaran-gambaran itu, tergantung pada nilai dan kepercayaan seseorang, kecenderungannya adalah ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu -- bisnis, seseorang, atau politikus. Faktanya adalah banyak negara terganggu dengan masalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pada beberapa negara, tingkat pengangguran mencapai 12 persen, dan dalam kelompok umur tertentu, misalnya pemuda, mencapai 20 persen. Itu tidak termasuk orang-orang yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan pokok di banyak negara di benua Afrika.
Pada awal 1960, beberapa orang berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk sebagian besar orang tidak akan bekerja; sebagian kecil orang akan diberdayakan dan menyediakan kebutuhan orang lain. Apa yang sedang terjadi? Adakah batasan terhadap potensi atau kebutuhan untuk bekerja di dunia ini? Apakah implikasinya sebagian dari penduduk akan menjadi pengangguran dalam waktu yang lama?
Menjadi pengangguran tidak sekadar berarti "tidak memiliki pekerjaan". Ketika suatu perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, pemecatan atau perampingan, orang yang terkena dampaknya bisa terus melakukan pekerjaan rumah, menjadi sukarelawan di gereja dan komunitas, dan mencari pekerjaan baru. Menganggur adalah keadaan ketika seorang pekerja tidak mendapatkan gaji walaupun keinginan dan kebutuhan terus ada. Bagi orang-orang di negara Barat, yang identitasnya terikat erat dengan pekerjaan, pengalaman ini biasanya menghancurkan; mereka merasa tidak berguna. Namun, pada tingkat pribadi, menganggur adalah saat untuk meninjau dan mengenal secara lebih dalam pekerjaan spiritual. Pada level sosial dan nasional, menganggur merupakan masalah pelayanan, karena masalah ini mencerminkan dosa sistematis dan kurangnya kreativitas sosial dalam menyediakan kesempatan untuk semua penduduk menggunakan karunia dan talenta mereka untuk kepentingan umum.
Kenyataan Sekarang
Dulu, pengangguran dianggap sebagai dosa besar. Sekarang pengangguran sering dianggap tak terelakkan. Banyak pekerjaan kasar hilang atau dialihkan ke pasar pekerjaan yang berbeda. Sementara, dalam bidang pekerjaan halus yang dulunya nyaman, tiba-tiba terjadi perampingan dan penyusunan ulang struktur suatu perusahaan. Istilah baru seperti "kekurangan pekerjaan" kini masuk dalam perbendaharaan kata.
Pengangguran
Istilah pengangguran memunculkan banyak citra: anak-anak telantar, dapur umum, majikan yang kaya, kelambanan pemerintah, dan film tentang "Great Depression" (Masa Depresi Hebat) ketika orang-orang berjalan selama berjam-jam mencari pekerjaan. Dalam gambaran-gambaran itu, tergantung pada nilai dan kepercayaan seseorang, kecenderungannya adalah ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu -- bisnis, seseorang, atau politikus. Faktanya adalah banyak negara terganggu dengan masalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pada beberapa negara, tingkat pengangguran mencapai 12 persen, dan dalam kelompok umur tertentu, misalnya pemuda, mencapai 20 persen. Itu tidak termasuk orang-orang yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan pokok di banyak negara di benua Afrika.
Pada awal 1960, beberapa orang berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk sebagian besar orang tidak akan bekerja; sebagian kecil orang akan diberdayakan dan menyediakan kebutuhan orang lain. Apa yang sedang terjadi? Adakah batasan terhadap potensi atau kebutuhan untuk bekerja di dunia ini? Apakah implikasinya sebagian dari penduduk akan menjadi pengangguran dalam waktu yang lama?
Menjadi pengangguran tidak sekadar berarti "tidak memiliki pekerjaan". Ketika suatu perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, pemecatan atau perampingan, orang yang terkena dampaknya bisa terus melakukan pekerjaan rumah, menjadi sukarelawan di gereja dan komunitas, dan mencari pekerjaan baru. Menganggur adalah keadaan ketika seorang pekerja tidak mendapatkan gaji walaupun keinginan dan kebutuhan terus ada. Bagi orang-orang di negara Barat, yang identitasnya terikat erat dengan pekerjaan, pengalaman ini biasanya menghancurkan; mereka merasa tidak berguna. Namun, pada tingkat pribadi, menganggur adalah saat untuk meninjau dan mengenal secara lebih dalam pekerjaan spiritual. Pada level sosial dan nasional, menganggur merupakan masalah pelayanan, karena masalah ini mencerminkan dosa sistematis dan kurangnya kreativitas sosial dalam menyediakan kesempatan untuk semua penduduk menggunakan karunia dan talenta mereka untuk kepentingan umum.
Kenyataan Sekarang
Dulu, pengangguran dianggap sebagai dosa besar. Sekarang pengangguran sering dianggap tak terelakkan. Banyak pekerjaan kasar hilang atau dialihkan ke pasar pekerjaan yang berbeda. Sementara, dalam bidang pekerjaan halus yang dulunya nyaman, tiba-tiba terjadi perampingan dan penyusunan ulang struktur suatu perusahaan. Istilah baru seperti "kekurangan pekerjaan" kini masuk dalam perbendaharaan kata.
Pada awal 1960, beberapa orang berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk sebagian besar orang tidak akan bekerja; sebagian kecil orang akan diberdayakan dan menyediakan kebutuhan orang lain. Apa yang sedang terjadi? Adakah batasan terhadap potensi atau kebutuhan untuk bekerja di dunia ini? Apakah implikasinya sebagian dari penduduk akan menjadi pengangguran dalam waktu yang lama?
Menjadi pengangguran tidak sekadar berarti "tidak memiliki pekerjaan". Ketika suatu perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, pemecatan atau perampingan, orang yang terkena dampaknya bisa terus melakukan pekerjaan rumah, menjadi sukarelawan di gereja dan komunitas, dan mencari pekerjaan baru. Menganggur adalah keadaan ketika seorang pekerja tidak mendapatkan gaji walaupun keinginan dan kebutuhan terus ada. Bagi orang-orang di negara Barat, yang identitasnya terikat erat dengan pekerjaan, pengalaman ini biasanya menghancurkan; mereka merasa tidak berguna. Namun, pada tingkat pribadi, menganggur adalah saat untuk meninjau dan mengenal secara lebih dalam pekerjaan spiritual. Pada level sosial dan nasional, menganggur merupakan masalah pelayanan, karena masalah ini mencerminkan dosa sistematis dan kurangnya kreativitas sosial dalam menyediakan kesempatan untuk semua penduduk menggunakan karunia dan talenta mereka untuk kepentingan umum.
Kenyataan Sekarang
Dulu, pengangguran dianggap sebagai dosa besar. Sekarang pengangguran sering dianggap tak terelakkan. Banyak pekerjaan kasar hilang atau dialihkan ke pasar pekerjaan yang berbeda. Sementara, dalam bidang pekerjaan halus yang dulunya nyaman, tiba-tiba terjadi perampingan dan penyusunan ulang struktur suatu perusahaan. Istilah baru seperti "kekurangan pekerjaan" kini masuk dalam perbendaharaan kata.
Pengangguran
Istilah pengangguran memunculkan banyak citra: anak-anak telantar, dapur umum, majikan yang kaya, kelambanan pemerintah, dan film tentang "Great Depression" (Masa Depresi Hebat) ketika orang-orang berjalan selama berjam-jam mencari pekerjaan. Dalam gambaran-gambaran itu, tergantung pada nilai dan kepercayaan seseorang, kecenderungannya adalah ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu -- bisnis, seseorang, atau politikus. Faktanya adalah banyak negara terganggu dengan masalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pada beberapa negara, tingkat pengangguran mencapai 12 persen, dan dalam kelompok umur tertentu, misalnya pemuda, mencapai 20 persen. Itu tidak termasuk orang-orang yang berjuang untuk mencukupi kebutuhan pokok di banyak negara di benua Afrika.
Pada awal 1960, beberapa orang berpendapat bahwa sudah tiba saatnya untuk sebagian besar orang tidak akan bekerja; sebagian kecil orang akan diberdayakan dan menyediakan kebutuhan orang lain. Apa yang sedang terjadi? Adakah batasan terhadap potensi atau kebutuhan untuk bekerja di dunia ini? Apakah implikasinya sebagian dari penduduk akan menjadi pengangguran dalam waktu yang lama?
Menjadi pengangguran tidak sekadar berarti "tidak memiliki pekerjaan". Ketika suatu perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja, pemecatan atau perampingan, orang yang terkena dampaknya bisa terus melakukan pekerjaan rumah, menjadi sukarelawan di gereja dan komunitas, dan mencari pekerjaan baru. Menganggur adalah keadaan ketika seorang pekerja tidak mendapatkan gaji walaupun keinginan dan kebutuhan terus ada. Bagi orang-orang di negara Barat, yang identitasnya terikat erat dengan pekerjaan, pengalaman ini biasanya menghancurkan; mereka merasa tidak berguna. Namun, pada tingkat pribadi, menganggur adalah saat untuk meninjau dan mengenal secara lebih dalam pekerjaan spiritual. Pada level sosial dan nasional, menganggur merupakan masalah pelayanan, karena masalah ini mencerminkan dosa sistematis dan kurangnya kreativitas sosial dalam menyediakan kesempatan untuk semua penduduk menggunakan karunia dan talenta mereka untuk kepentingan umum.
Kenyataan Sekarang
Dulu, pengangguran dianggap sebagai dosa besar. Sekarang pengangguran sering dianggap tak terelakkan. Banyak pekerjaan kasar hilang atau dialihkan ke pasar pekerjaan yang berbeda. Sementara, dalam bidang pekerjaan halus yang dulunya nyaman, tiba-tiba terjadi perampingan dan penyusunan ulang struktur suatu perusahaan. Istilah baru seperti "kekurangan pekerjaan" kini masuk dalam perbendaharaan kata.