SUKSESI PRESIDEN RI 2009
Di tahun yang baru ini, sudah nampak peristiwa yang bakal kita lalui. Salah satunya adalah pemilihan umum untuk menentukan Presiden RI selanjutnya. Sudahkah kita siap ?? sudahkan ada calon yang mampu mewakili aspirasi dan cita-cita sebagian besar rakyat Indonesia ??
Kalau kita kaji lagi mulai dari jaman Sukarno hingga Susilo Bambang Yudoyono ... sudahkah kita meraih cita-cita bangsa kita ??? mencapai kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Di jaman Sukarno, kita telah dibawa menjadi bangsa yang patriotik dan nasionalisme yang tinggi. Dapat kita rasakan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Selanjutnya di jaman Suharto, sebagian kecil rasa nasionalisme dan patriotisme sedikit luntur karena bangsa menjadi terkotak-kotak dan terasa dibelenggu hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Namun ada hal yg patut kita rasakan, adalah kemajuan ekonomi yang dahsyat, rakyat merasakan kestabilan perekonomian dan kontinuitas pangan.
Di jaman reformasi, dimulai BJ Habibie sebagai presiden, sedikit kita dibuat was-was karena Timor-Timur terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun kita dibawa ke jaman dimana demokrasi yang benar-benar bebas dalam Pemilu pertama kali di era reformasi.
Kemudian dilanjutkan kepemimpinan Gus Dur, yang membawa kita ke lobby tingkat tinggi antar negara yg bertujuan mengembalikan kembali nama Indonesia setelah terpuruk akibat krisis ekonomi dan perubahan politik yang dahsyat.
Selanjutnya kepercayaan rakyat akhirnya menentukan Megawati untuk menjadi pemimpin bangsa, dimana rakyat sedikit banyak merasakan sentuhan seorang ibu sekaligus pemimpin bangsa dalam kembali menata perekonomian. Meski intrik politik dan program yang dijalankan masih kurang terasa dahsyat.
Dan kini dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudoyono, apakah kita sudah melewati cita-cita kita ?? sudah hampir 5 tahun memimpin bangsa ini, beberapa program kerja terasa hanya melanjutkan pemimpin terdahulu. Meskipun ada beberapa hal yg prestisius tapi selalu diiringi intrik kegagalan dan sedikit promosi utk pemilihan umum 2009, sebut saja proyek blue energi, bibit padi hingga penurunan harga BBM.
Selain itu periode kepemimpinan dari beberapa pemimpin negeri ini perlu juga kita kaji, Sukarno dengan masa 20 tahun, Suharto dengan masa 32 tahun, Habibie dengan masa 3 tahun, Gus Dur dengan masa 2 tahun, Megawati dengan masa 3 tahun dan Susilo Bambang Yudoyono dengan masa hampir sempurna 5 tahun. Apakah mereka telah berhasil ???
Kalau kita kaji, maka ternyata belum cukup. Terlalu lama memimpin toch justru kedholiman yang muncul sebagi borok meski strategi jangka panjang tercapai, sementara terlalu singkat memimpin toch juga ada kegagalan dan strategi jangka pendek dan jangka panjang tidak sempurna tercapai.
Apakah kurang 5 tahun masa memimpin bangsa kita utk mencapai cita-cita nya ?? Seharusnya cukup, rencana jangka pendek dan jangka panjang bangsa ini bisa dicapai dalam tiap 5 tahun kepemimpinan presiden. Tetapi semuanya butuh hal-hal yang strategis.
Strategi diperlukan sebagai arah dan pedoman pemimpin dan alat bangsa lainnya dalam menjalankan pemerintahan termasuk sebagai alat ukur bagi rakyat melalui lembaga legislatif dalam mengukur pencapaian program-program pemerintah kita.
Tidakkah kita lihat, sejak era Sukarno dan Suharto, pemikiran strategis itu mulai tidak digunakan. Paling gampang kita ingat Garis-garis Besar Haluan Negara dijaman Suharto, bagaimana Suharto pula mempunyai strategi jangka pendek yaitu stabilitas keamanan, stabilitas ekonomi dan stabilitas pembangunan.
Sedangkan selepas era Suharto, sebagian pemimpin dan calon pemimpin kita hanya mendengungkan janji-janji atau program-program yg sifatnya seperti obat penawar sakit. Alias tidak strategis dan tidak memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Sebagai contoh saja janji atau program pemerintah untuk menurunkan harga sembako, maka mati-matian pemerintah mencari cost Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dapat dipotong dan dijadikan cost dalam bentuk insentif yang tidak mendidik seperti memberikan subsidi secara langsung kepada rakyat miskin. Ini jelas tidak stategis, bayangkan rakyat miskin kita diberi uang subsidi yg besarnya hanya cukup utk mempertahankan hidup, itupun hanya diberikan 3 bulan, selebihnya mereka dibiarkan...entah mati dengan sendirinya ataupun masih bisa bertahan hidup dengan lebih bersusah payah dalam bekerja.
Rakyat Indonesia saat ini jelas lebih pintar dan makin pintar, sebuah prediksi dari lembaga survey untuk Pemilu 2009 menyebutkan angka golput akan makin tinggi, bisa jadi itu benar. Karena rakyat tentu tidak mau hanya diiming-iming janji gombal dan tidak strategis tersebut.
Mau dibawa kemana bangsa dan rakyat Indonesia tahun 2009 ???
Jelas kita butuh pemimpin yang mampu membawa bangsa dan rakyatnya mencapai cita-citanya, hal ini berarti butuh pemimpin yang mampu memberikan rencana strategis jangka pendek maupun jangka panjang. Mungkin paling gampang bisa dimulai dengan program-program untuk stabilisasi keamanan, stabilisasi perekonomian, meningkatkan program pembangunan berkesinambungan dan meningkatkan pengawasan internal, meniru apa yg telah dilakukan Bapak Pembangunan Suharto. Meski masih dipertanyakan sebutan tersebut tapi paling tidak masih ada warisan dari Suharto yang sangat baik dan dapat ditiru oleh pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia selanjutnya. Selanjutnya jelas strategi tersebut dijabarkan lagi misalnya untuk mencapai stabilitas ekonomi, maka bangsa kita perlu meningkatkan daya ekspor dan mengurangi impor, penataan alur perekonomian bebas dari jalur bursa saham dan tukar mata uang, penataan kesinambungan produksi yang menjadi harkat hidup rakyat (minyak goreng, swasembada pangan, BBM dll) dan masih banyak lagi.
Semoga calam pemeimpin bangsa ini selanjutnya dapat memahami apa yang diinginkan rakyatnya. Yaitu tidak hanya membawa obat penawar tetapi juga membawa resep-resep yang lain utk mencapai cita-cita bangsa ini.
Semoga di masa yg akan datang ini melalui pemilu 2009 bangsa dan rakyat Indonesia mampu bangkit utk jaya dan sejajar bangsa-bangsa maju lainnya. Amin
Kalau kita kaji lagi mulai dari jaman Sukarno hingga Susilo Bambang Yudoyono ... sudahkah kita meraih cita-cita bangsa kita ??? mencapai kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Di jaman Sukarno, kita telah dibawa menjadi bangsa yang patriotik dan nasionalisme yang tinggi. Dapat kita rasakan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Selanjutnya di jaman Suharto, sebagian kecil rasa nasionalisme dan patriotisme sedikit luntur karena bangsa menjadi terkotak-kotak dan terasa dibelenggu hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Namun ada hal yg patut kita rasakan, adalah kemajuan ekonomi yang dahsyat, rakyat merasakan kestabilan perekonomian dan kontinuitas pangan.
Di jaman reformasi, dimulai BJ Habibie sebagai presiden, sedikit kita dibuat was-was karena Timor-Timur terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun kita dibawa ke jaman dimana demokrasi yang benar-benar bebas dalam Pemilu pertama kali di era reformasi.
Kemudian dilanjutkan kepemimpinan Gus Dur, yang membawa kita ke lobby tingkat tinggi antar negara yg bertujuan mengembalikan kembali nama Indonesia setelah terpuruk akibat krisis ekonomi dan perubahan politik yang dahsyat.
Selanjutnya kepercayaan rakyat akhirnya menentukan Megawati untuk menjadi pemimpin bangsa, dimana rakyat sedikit banyak merasakan sentuhan seorang ibu sekaligus pemimpin bangsa dalam kembali menata perekonomian. Meski intrik politik dan program yang dijalankan masih kurang terasa dahsyat.
Dan kini dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudoyono, apakah kita sudah melewati cita-cita kita ?? sudah hampir 5 tahun memimpin bangsa ini, beberapa program kerja terasa hanya melanjutkan pemimpin terdahulu. Meskipun ada beberapa hal yg prestisius tapi selalu diiringi intrik kegagalan dan sedikit promosi utk pemilihan umum 2009, sebut saja proyek blue energi, bibit padi hingga penurunan harga BBM.
Selain itu periode kepemimpinan dari beberapa pemimpin negeri ini perlu juga kita kaji, Sukarno dengan masa 20 tahun, Suharto dengan masa 32 tahun, Habibie dengan masa 3 tahun, Gus Dur dengan masa 2 tahun, Megawati dengan masa 3 tahun dan Susilo Bambang Yudoyono dengan masa hampir sempurna 5 tahun. Apakah mereka telah berhasil ???
Kalau kita kaji, maka ternyata belum cukup. Terlalu lama memimpin toch justru kedholiman yang muncul sebagi borok meski strategi jangka panjang tercapai, sementara terlalu singkat memimpin toch juga ada kegagalan dan strategi jangka pendek dan jangka panjang tidak sempurna tercapai.
Apakah kurang 5 tahun masa memimpin bangsa kita utk mencapai cita-cita nya ?? Seharusnya cukup, rencana jangka pendek dan jangka panjang bangsa ini bisa dicapai dalam tiap 5 tahun kepemimpinan presiden. Tetapi semuanya butuh hal-hal yang strategis.
Strategi diperlukan sebagai arah dan pedoman pemimpin dan alat bangsa lainnya dalam menjalankan pemerintahan termasuk sebagai alat ukur bagi rakyat melalui lembaga legislatif dalam mengukur pencapaian program-program pemerintah kita.
Tidakkah kita lihat, sejak era Sukarno dan Suharto, pemikiran strategis itu mulai tidak digunakan. Paling gampang kita ingat Garis-garis Besar Haluan Negara dijaman Suharto, bagaimana Suharto pula mempunyai strategi jangka pendek yaitu stabilitas keamanan, stabilitas ekonomi dan stabilitas pembangunan.
Sedangkan selepas era Suharto, sebagian pemimpin dan calon pemimpin kita hanya mendengungkan janji-janji atau program-program yg sifatnya seperti obat penawar sakit. Alias tidak strategis dan tidak memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Sebagai contoh saja janji atau program pemerintah untuk menurunkan harga sembako, maka mati-matian pemerintah mencari cost Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dapat dipotong dan dijadikan cost dalam bentuk insentif yang tidak mendidik seperti memberikan subsidi secara langsung kepada rakyat miskin. Ini jelas tidak stategis, bayangkan rakyat miskin kita diberi uang subsidi yg besarnya hanya cukup utk mempertahankan hidup, itupun hanya diberikan 3 bulan, selebihnya mereka dibiarkan...entah mati dengan sendirinya ataupun masih bisa bertahan hidup dengan lebih bersusah payah dalam bekerja.
Rakyat Indonesia saat ini jelas lebih pintar dan makin pintar, sebuah prediksi dari lembaga survey untuk Pemilu 2009 menyebutkan angka golput akan makin tinggi, bisa jadi itu benar. Karena rakyat tentu tidak mau hanya diiming-iming janji gombal dan tidak strategis tersebut.
Mau dibawa kemana bangsa dan rakyat Indonesia tahun 2009 ???
Jelas kita butuh pemimpin yang mampu membawa bangsa dan rakyatnya mencapai cita-citanya, hal ini berarti butuh pemimpin yang mampu memberikan rencana strategis jangka pendek maupun jangka panjang. Mungkin paling gampang bisa dimulai dengan program-program untuk stabilisasi keamanan, stabilisasi perekonomian, meningkatkan program pembangunan berkesinambungan dan meningkatkan pengawasan internal, meniru apa yg telah dilakukan Bapak Pembangunan Suharto. Meski masih dipertanyakan sebutan tersebut tapi paling tidak masih ada warisan dari Suharto yang sangat baik dan dapat ditiru oleh pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia selanjutnya. Selanjutnya jelas strategi tersebut dijabarkan lagi misalnya untuk mencapai stabilitas ekonomi, maka bangsa kita perlu meningkatkan daya ekspor dan mengurangi impor, penataan alur perekonomian bebas dari jalur bursa saham dan tukar mata uang, penataan kesinambungan produksi yang menjadi harkat hidup rakyat (minyak goreng, swasembada pangan, BBM dll) dan masih banyak lagi.
Semoga calam pemeimpin bangsa ini selanjutnya dapat memahami apa yang diinginkan rakyatnya. Yaitu tidak hanya membawa obat penawar tetapi juga membawa resep-resep yang lain utk mencapai cita-cita bangsa ini.
Semoga di masa yg akan datang ini melalui pemilu 2009 bangsa dan rakyat Indonesia mampu bangkit utk jaya dan sejajar bangsa-bangsa maju lainnya. Amin
Komentar
Posting Komentar
Buatlah pesan anda dengan tata cara yang baik dan tidak mengandung unsur Pornografi dan juga mengandung teror.