PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (Entrepreneur Student Program)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009

KATA PENGANTAR

Mahasiswa sebagai agent of change ditengah-tengah masyarakat, pada kenyataannya lebih banyak terjebak sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini bisa jadi disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini lebih berfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan siap untuk bekerja, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Di samping itu, aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial Activity) yang relatif rendah, membuat mahasiswa menjadi asing dengan dunia kewirausahaan.
Berdasar realita di atas, maka diperlukan sebuah perubahan paradigma di perguruan tinggi dalam mencetak lulusan-lulusan yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga memiliki pengalaman di dunia kewirausahaan. Karena inti dari kewirausahaan adalah adanya cara berpikir kreatif dan inovatif. Cara tersebut dapat dituangkan dalam berbagai hal termasuk pemilihan jenis usaha, mengelola produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan keuangan dan permodalan, pengorganisasian dan pengelolaan kelompok usaha, dan pengembangan jalinan kemitraan usaha.
Selaras dengan program-program Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti dalam rangka pengembangan penalaran dan keilmuan untuk mentransformasi kultur akademik mahasiswa agar kelak menjadi sarjana yang mandiri dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Maka Universitas Negeri Semarang turut serta menyukseskan program-program Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti dalam upaya untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya. Adapun fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan pemodalan dalam bentuk pinjaman modal kerja, dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.
Tersusunya buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (Entrepreneur Student Program) Universitas Negeri Semarang ini merupakan karya dari berbagai pihak yang tergabung dalam panitia Ad Hoc Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun 2009 yang mengacu pada Term Of Reference (TOR) Direktorat Kelembagaan Dirjen Dikti tahun 2009. Dengan terbitnya buku panduan ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah bekerja tekun dan cerdas dalam proses penyusunan panduan ini. Harapan kami, semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Semarang, 3 Maret 2009

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
selaku Penanggung Jawab
Panitia ad Hoc Kewirausahaan Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang,


ttd

Dr. Masrukhi, M.Pd.
NIP 131764049

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA
(Entrepreneur Student Program)

A. LATAR BELAKANG
Hasil Survei Sosial ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2006 sebanyak 39,05 juta atau 17,75 % dari total 222 juta penduduk . Penduduk miskin bertambah 4 juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005. Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan seperti ini maka masalah pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan masyarakat.
Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini bisa jadi disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih berfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Di samping itu, aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial Activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial Activity diterjemahkan sebagai individu aktif bekerja. Semakin tinggi indek Entrepreneurial Activity maka semakin tinggi level Entrepreneurship suatu negara (Boulton dan Tumer, 2005).
Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja daripada pencari kerja, maka diperlukan suatu usaha nyata. Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Cooperative Education (Co-op) telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia kerja, dan hasil-hasil karya mahasiswa melalui PKM potensial untuk ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah embrio bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks). Kebijakan dan program penguatan kelembagaan yang mendorong peningkatan aktivitas berwirausaha dan percepatan pertumbuhan wirausaha-wirausaha baru dengan basis IPTEKS sangat diperlukan.
Dengan latar belakang di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op, KWU, MKU, KKU) untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis riil melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), sebagai bagian dari strategi pendidikan di Perguruan Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis IPTEKS yang sedang dipelajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan pemodalan dalam bentuk pinjaman modal kerja, dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.

B. TATA CARA USUL KEGIATAN
1. PERSYARATAN ADMINISTRATIF
a. Peserta Program kewirausahaan ini adalah perorangan atau kelompok mahasiswa UNNES yang sedang aktif mengikuti program pendidikan S1 yang telah menyelesaikan 4 semester (duduk di semester 5 atau minimal telah menempuh 80 sks atau Diploma yang telah menyelesaikan kuliah semester 3 (duduk di semester 4) atau minimal telah menempuh 60 sks, yang dibuktikan dengan KHS dan salinan KTM.
b. Setiap kelompok terdiri dari 2-5 orang dari program studi yang berbeda atau sama, bergantung kepada bidang kewirausahaan yang akan dilaksanakan.
c. Peserta memiliki pengalaman wirausaha (dimasukkan dalam Daftar Riwayat Hidup) .
d. Pengusul menyusun uraian bisnis singkat atau Intensive Chip Paper 2 eksemplar (sesuai panduan) dan menyertakan Daftar Riwayat Hidup setiap anggota kelompok pengusul.
e. ICP dikirim ke Sekretariat Bidang Kemahasiswaan Unnes Kampus Sekaran Gedung H lantai II ruang 222 (Sdr. Amidi / Sdr. Lina) selambat-lambatya tanggal 19 Maret 2009 pukul 15.00 WIB.
f. ICP yang disetujui akan diumumkan lebih lanjut di http://simawa.unnes.ac.id/.
g. ICP yang disetujui harus dilengkapi dengan Usulan Lengkap sesuai dengan format dalam panduan.
h. Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul yang disetujui untuk didanai. Hal ini didasarkan pada kewajaran pelaksanaan kegiatan kewirausahaan dan kegiatan belajar mahasiswa. Di samping juga memberi kesempatan sebanyak mungkin mahasiswa yang terlibat.
i. Usulan yang dinyatakan didanai akan diumumkan melalui http://simawa.unnes.ac.id/.

2. ATURAN PENULISAN USULAN
a. ICP dan Usulan lengkap ditulis mengikuti sistematika penulisan sesuai kriteria yang tercantum dalam Panduan ini.
b. Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tatabahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, dan jelas.
c. Huruf yang digunakan dalam ICP adalah huruf kapital dengan tinta hitam.
d. Usulan lengkap (bagi usulan yang disetujui) diketik dengan jenis Times New Roman font 12, terdiri dari maksimal 10 halaman.
e. Bagian kelengkapan administratif usulan lengkap (halaman judul, nama / daftar anggota kelompok, halaman pengesahan), diberi nomor halaman menggunakan angka Romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya).
f. Bagian utama (naskah usulan lengkap) diberi nomor halaman menggunakan angka Arab yang dimulai dengan halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas.
g. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka Arab.
h. Gambar, baik dalam bentuk grafik maupun foto, diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar di tulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka Arab.
i. Penyebutan sumber pustaka dalam naskah serta penulisan daftar pustaka (jika ada) hendaknya mengikuti aturan penulisan yang berlaku, yaitu mengikuti system Vancouver atau system Harvard (sama dengan aturan dalam penulisan usulan PKM).

3. SISTEMATIKA PENULISAN ICP
Sebagai awal pengusulan, setiap kelompok mahasiswa harus mengajukan 2 eksemplar Intensive Chip Paper (ICP) maksimal 2 halaman. Adapun struktur ICP terdiri dari komponen sebagai berikut;
a. Judul Rencana Bisnis
Judul hendaklah dibuat singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas menggambarkan kegiatan kewirausahaan yang prospektif.
b. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu harus menggambarkan Siklus dari awal sampai dihasilkannya suatu produk tertentu, baik barang atau jasa. Waktu dibuat dalam bentuk bulanan (6 – 9 bulan), bahkan lebih baik apabila dalam satuan waktu yang lebih kecil (minggu).
Tempat menunjukkan lokasi dimana kegiatan kewirausahaan tersebut akan dilakukan. Apabila membuka cabang di beberapa tempat, hendaklah disebutkan tempat utama yang menjadi pusat kewirausahaan.
c. Pelaksana
Pelaksana kegiatan bisa perorangan atau kelompok. Setiap kelompok maksimal 5 orang. Harus dijelaskan kedudukan masing-masing anggota kelompok (Ketua dan Anggota) dengan dilengkapi Nomor Induk Mahasiswa, fakultas dan jurusan.
d. Produk yang Dihasilkan
Harus ditegaskan produk barang / jasa apa yang akan dihasilkan pada akhir periode. Produk harus jelas dan dapat diukur secara ekonomis.
e. Keunggulan atau Novelty
Produk yang akan dihasilkan harus digambarkan keunggulannya (novelty) apabila dibandingkan dengan produk serupa. Keunggulan bisa meliputi kualitas produk atau waktu yang lebih singkat dibanding produk lain yang sejenis.
f. Modal yang Dibutuhkan
Modal yang dibutuhkan harus realistis untuk membiayai usaha. Setiap pengusul dapat mengusulkan besaran modal sesuai dengan jumlah anggota tim, dengan ketentuan setiap anggota dapat mengajukan pinjaman modal kerja maksimal Rp. 8.000.000,-. Dengan demikian semakin besar jumlah anggota tim, semakin besar jumlah modal yang dapat diusulkan.
g. Rencana Pemasaran
Pemasaran harus jelas, lokasi dan jumlah keterserapan di pasaran.
h. Rencana UKM Mitra
Usulan awal juga harus dapat menggandeng UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang dapat diajak sebagai mitra. Harus dibuktikan dengan adanya surat pernyataan / kesediaan menjadi mitra.
i. BEP, B/C Ratio dan Resiko Bisnis
Usulan awal harus dapat mengukur Break event point, dan dapat mengukur perbandingan antara biaya dan keuntungan yang dapat diraih. Di samping itu, usulan juga harus dapat mengukur kemungkinan adanya resiko yang muncul dalam kewirausahaan yang akan dilaksanakan.
4. SISTEMATIKA DAN FORMAT USULAN
a. Sampul muka

Warna sampul : Merah Bata, dengan ukuran kertas Ukuran A4

Contoh :
Usulan
Program Mahasiswa Wirausaha
Universitas Negeri Semarang




Logo Unnes




Judul Kegiatan

Oleh :
Nama dan Nim (Ketua )
Nama dan Nim (Anggota )
Nama dan Nim (Anggota )
..........................
..............................






Jurusan / Unit Kegitan Mahasiswa
Fakultas
Universitas
Tahun













b. Halaman pengesahan

Contoh:
HALAMAN PENGESAHAN

1. Jenis Kegiatan Kewirausahaan : (centang pada kolom)
 Sistem / Jasa Pelayanan
 Produksi Barang
 Produksi Jasa
 Perdagangan
 Leasing/ Persewaan

2. Judul Kegiatan :
3. Ketua Pelakasana :
Nama :
NIM :
Jurusan/ Fakultas :
Alamat / No. Telpon/ hp :
4. Anggota : ...... orang
5. Usulan Modal : Rp.................. (.......................)
6. Nama dan Alamat mitra usaha / magang :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :

Semarang, tgl ..............

Menyetujui
Ketua Jurusan / Pembina Unit Keg. Mhs Ketua Pelaksana Kegiatan


................................. ...............................


Mengetahui / menyetujui
Dekan

....................















c. Bagian Isi

































C. EVALUASI USULAN

Form Penilaian
Program Mahasiswa Wirausaha Unnes

Judul Kegiatan :
Ketua :
Anggota 1 :
Anggota 2 :
Anggota 3 :
Anggota 4 :
Usulan Pinjaman Modal :
Dosen Pendamping :

Kriteri Penilaian
No Kriteria Bobot Skor Nilai
1 Rencana Bisnis 10
2. Waktu dan tempat kegiatan 5
3. Tim pelaksana 5
4. Produk yang dihasilkan 20
5. Keunggulan (Novelty) 10
6. Kebutuhan Modal 5
7. Rencana Pemasaran 20
8. Rencana UKM Mitra 10
9. Analisis Keuangan 15
Total Skor 100

Skor yang diberikan: 1, 2, 3, 5, 6, dan 7.

Semarang, ……………..
Penilai,


……………………………


D. PEMANTAUAN
Bagi kegiatan PMW yang disetujui dan didanai, akan dilakukan pemantauan baik berkala (periodik) maupun insidental. Pemantauan ini bisa dilakukan oleh pengelola Program Mahasiswa Wirausaha Unnes, Dosen Pendamping dan Dikti Jakarta.




E. LAPORAN HASIL KEGIATAN
1. Sampul muka

Warna sampul : Merah Bata, kertas Ukuran A4



Laporan
Program Mahasiswa Wirausaha
Universitas Negeri Semarang



Logo Unnes



Judul Kegiatan

Oleh :
Nama dan Nim (Ketua )
Nama dan Nim (Anggota )
Nama dan Nim (Anggota )


(Sebutkan Sumber dana yang membiayai/ Kontrak perjanjian)





Jurusan / Unit Kegitan Mahasiswa
Fakultas
Universitas
Tahun














2. Halaman Pengesahan


HALAMAN PENGESAHAN

1. Jenis Kegiatan Kewirausahaan : (centang pada kolom)
 Sistem / Jasa Pelayanan
 Produksi Barang
 Produksi Jasa
 Perdagangan
 Leasing/ Persewaan
2. Judul Kegiatan :
3. Ketua Pelakasana :
Nama :
NIM :
Jurusan/ Fakultas :
Alamat / No. Telpon/ hp :
4. Anggota : ...... orang
5. Usulan Modal : Rp.................. (.......................)
6. Dosen pendamping :
7. Unit Kerja :
8. Nama dan Alamat mitra usaha / magang :
9. Jangka Waktu Pelaksanaan :

Semarang, tgl ..............
Menyetujui
Dosen Pendamping Ketua Pelaksana Kegiatan


................................. ...............................

Mengetahui / menyetujui
Dekan Ketua Jurusan / Pembina UKM


.................... ...................................















3. Sistematika Laporan
LEMBAR PENGESAHAN
EXECUTIVE SUMMARY / RINGKASAN PELAKSANAAN
PRAKATA
DAFTAR ISI,
Bab I. Pendahuluan
- Pemikiran yang mendasari kegiatan
- Analisis Situasi secara umum
Bab II. Tujuan, Luaran (output) Kegiatan, Indikator Keberhasilan Kegiatan
Bab III. Pelaksanaan Kegiatan
Bab IV. Evaluasi dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
- Kendala / Faktor pendukung dll
- Lapor Keuangan : (Arus Kas / Cash Flow), Neraca sederhana, Laporan Rugi/Laba, Pengembalian Dana.
- Saran Penyempurnaan Kegiatan ke depan
Bab V. Penutup (Kesimpulan dan Tindak lanjut ke depan)
KEPUSTAKAAN (jika ada)
LAMPIRAN :
- Foto Kegiatan Pelaksanaan
- Bukti Pengembalian dana



A. Deskripsi Perusahaan
Get_go Cassava merupakan usaha makanan yang bahan dasarnya terbuat dari singkong (Manihot utilisma). Makanan ini untuk meningkatkan pemanfaatan pengolahan singkong menjadi produk yang bernilai jual dan menjadi variasi pada hasil olahan singkong. Produk olahan singkong ini berupa getuk goreng yang bahan dasarnya dipadukan dengan kelapa dan daun pandan.
1. Visi dan Misi
a. Visi
Memanfaatkan dan meningkatkan hasil olahan singkong menjadi produk makanan yang lebih menarik dan bervariasi sehingga meningkatkan nilai jual hasil olahan singkong dan dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu makanan alternatif pengganti cemilan selain itu singkong mengandung karbohidrat tinggi. Mewujudkan usaha produksi singkong sebagai usaha sampingan mahasiswa UNNES.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi-misi yang harus dilaksanakan, yaitu:
1) Memperkenalkan produk Get_go Cassava yang berupa getuk goreng kepada konsumen yaitu mempromosikan keunggulan produk dan manfaatnya bagi tubuh.
2) Meningkatkan kualitas produk Get_go Cassava dari bahan yang digunakan, rasa, kebersihan produk dan nilai giji yang terkandung.
3) Melakukan analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran produk Get_go Cassava.
4) Memperluas akses pemasaran produk Get_go Cassava.

2. Analisis Situasi
Singkong (Manihot utillisima) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak terdapat di Indonesia dan tanaman ini mudah untuk dibudidayakan hampir diseluruh daerah di Indonesia. Singkong juga kaya akan karbohidrat dan mudah diolah menjadi produk makanan.
Bahan dasar makanan Get_go cassava ini adalah singkong selain itu menggunakan kelapa yang setengah tua dan dipadukan dengan aroma daun pandan, dimana telah kita ketahui bahwa makanan ini dapat dengan mudah diperoleh. Produksi Get_go Cassava ini dilakukan didaerah Sekaran sekitar kampus UNNES yang terdapat banyak sekali singkong. Hal ini juga merupakan salah satu alasan memilih singkong sebagai bahan dasar pembuatan produk Get_go Cassava.
Adapun klasifikasi dari Singkong tersebut adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaciae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilissima
Dari segi pemasaran sudah ada banyak produk singkong yang dijual di pasar maupun toko-toko makanan. Untuk itu kami mencoba untuk membuat Get_go Cassava yang berbahan dasar singkong, dimana bahan dasarnya mudah untuk diperoleh, harganya terjangkau oleh masyarakat dengan kandungan gizi dan rasa yang tidak kalah dari produk singkong yang lain. Selain itu pembuatan Get_go Cassava ini akan membuka peluang bisnis atau usaha sampingan mahasiswa UNNES di sela-sela kesibukan kuliah untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan dan menambah penghasilan mahasiswa.

3. Gambaran Produk
a. Keunikan Produk
Produk yang kami tawarkan adalah produk dari segi bahan dasarnya yaitu Get_go Cassava dibuat dengan memanfaatkan singkong. Singkong yang menjadi bahan dasar Get_go Cassava mudah didapatkan di banyak tempat tanpa memperhatikan musim.

b. Novelty (Inovasi / Keunggulan Produk)
Produk singkong sudah dikenal masyarakat luas. Get_go Cassava merupakan getuk goreng inovasi baru, memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan produk singkong yang lain.

4. Lingkungan Tempat Produksi
Tempat produksi Get_go Cassava berada di Jalan Cempaka No 29 Sekaran Semarang. Lokasi ini dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk diakses dengan kendaraan umum. Keberadaan tempat produksi ini tidak menyebabkan polusi baik dalam bentuk debu, suara maupun limbah karena tidak menggunakan peralatan mesin yang menimbulkan kebisingan sehingga keberadaan tempat produksi ini dapat diterima baik oleh penduduk. Lokasi ini juga strategis dalam usaha pemasaran produk.

5. Model Bisnis
Model bisnis yang dijalankan perusahaan ada 2 yaitu model jual langsung dan model komunitas. Model jual langsung dilakukan dengan cara menjual produk langsung ke tangan konsumen dan untuk model komunitas dilakukan dengan memanfaatkan tempat pemasaran yang sudah ada seperti warung, toko-toko makanan.

6. Resiko
Selain memiliki peluang usaha kami juga memiliki resiko yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Beberapa resiko yang mungkin akan kami hadapi diantaranya adalah:
a. Persaingan
Sekarang ini banyak makanan yang diproduksi dari singkong dan beranekaragam serta rasa, usaha yang kami lakukan ini untuk menarik minat konsumen dengan melakukan promosi produk secara berkesinambungan serta membuat produk dengan tampilan menarik dengan berbagai rasa sesuai dengan selera konsumen yang diminati pada saat ini. Membagikan tester dengan selebaran yang menjelaskan tentang keunggulan produk serta manfaatnya bagi kesehatan.

b. Daya Tahan Produk
Produk olahan singkong bersifat tahan lama karena diolah sebagai getuk yang menggunakan proses penggorengan. Produk yang kami hasilkan dapat bertahan kurang lebih 2 minggu tanpa bahan pengawet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah memproduksi dan didistribusikan setiap harinya.

B. Produksi
1. Bahan dan Alat Produksi
Usaha pembuatan Get_go Cassava membutuhkan bahan baku berupa singkong. Bahan baku tersebut tersedia cukup melimpah dan mudah untuk didapatkan. Bahan pendukung antara lain air, kelapa, gula jawa, tepung beras, garam, daun pandan. Peralatan yang digunakan antara lain kompor, panci, pisau, talenan, baskom, loyang, plastik pembungkus, kertas minyak, kertas warna, wajan, dan parutan.

Tabel. Kebutuhan Peralatan
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Harga
1 Sewa Kompor 1 buah Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
2 Sewa Panci Kukus 1 buah Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00
3 Sewa Baskom 2 buah Rp. 500,00 Rp. 1.000,00
4 Stainless Steel Knife 1 buah Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
5 Sewa Talenan Plastik 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
6 Kertas Minyak 3 lembar Rp. 700,00 Rp. 2.100,00
7 Plastik Pembungkus 2 pack Rp. 1.500,00 Rp. 3.000,00
8 Kertas Warna 2 lembar Rp. 200,00 Rp. 400,00
9 Sewa Loyang 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
10 Parutan 1 buah Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
11 Sewa Wajan 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
12 Sewa Alat Penggorengan 1 set Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
Jumlah Rp. 23.500,00

Tabel. Kebutuhan Bahan Baku dan Pendukung Tiap Produksi
No Nama Barang Jumlah Harga
1 Singkong 3 kg Rp. 6.000,00
2 Gula Jawa ¾ kg Rp. 6.000,00
3 Garam 1 bungkus Rp. 500,00
4 Kelapa 1 buah Rp. 3.000,00
5 Tepung Beras 1 bungkus Rp. 1.500,00
6 Minyak Goreng 1 kg Rp. 6.000,00
7 Daun Pandan 1 ikat Rp. 500,00
8 Minyak Tanah 1 liter Rp. 7.000,00
Jumlah Rp. 30.500,00

2. Proses Produksi
Proses pembuatan Get_go Cassava cukup mudah, adapun cara pembuatannya yaitu:
a. Mengupas singkong, kemudian dicuci lalu dipotong-potong.
b. Mengukus singkong dan memasukkan beberapa helai daun pandan sampai setengah matang, kemudian memasukkan parutan kelapa di atas singkong dan ditaburi garam secukupnya.
c. Setelah singkong dan parutan kelapa matang, kemudian mengangkat singkong dan menumbuknya sampai halus.
d. Menyiapkan rebusan gula jawa yang diberi beberapa helai daun pandan dan garam secukupnya, kemudian mengaduknya sampai mengental.
e. Mencampur adonan singkong yang sudah ditumbuk dengan rebusan gula jawa sampai merata.
f. Memasukkan adonan ke dalam loyang, kemudian dipadatkan dan ditaburi dengan tepung beras sampai rata pada kedua sisinya.
g. Memotong adonan menjadi kotak-kotak.
h. Menggoreng adonan sampai berwarna kecoklatan, kemudian mengangkatnya dan tiriskan.
i. Membungkus dan mengemas getuk goreng dengan kertas minyak.
j. Produk Get_go Cassava siap dipasarkan.
3. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi yang direncanakan adalah sebanyak 130 bungkus setiap 1 kali produksi.

C. Pemasaran
1. Sasaran Pemasaran
Konsumen sebagai pengguna produk yang menjadi target pemasaran adalah mahasiswa kampus UNNES, dan masyarakat sekitar kampus, selain itu pedagang warung makan di sekitar kampus dan kos-kosan.

2. Strategi Pemasaran
a. Produk
Produk Get_go Cassava sangat cocok untuk makanan pendamping kopi atau teh disamping itu makanan ini tidak menggunakan bahan pengawet dan aman dikonsumsi untuk menarik minat produk makanan Get_go Cassava dikemas dan disajikan menarik, praktis, dan siap dimakan.
b. Harga Jual
Harga jual produk disesuaikan dengan harga pasar yaitu sebesar Rp. 500,00 perbungkus. Dengan rasa dan tampilan menarik Get_go Cassava ini dapat menarik minat para konsumen dan juga kaya akan karbohidrat serta sebagai makanan penunda lapar.
c. Promosi
Promosi Get_go Cassava dilakukan dengan mendatangi konsumen secara langsung yaitu dengan menawarkan produk tersebut ke warung makan dan kos-kosan.
d. Sistem Pemasaran dan Distribusi
Pemasaran produksi dimulai dari warung makan di sekitar kampus dan di sekitar kos-kosan, selain itu dengan dititipkan di kos-kosan mahasiswa, relasi dan para pemilik warung dan mahasiswa yang tinggal di kos-kosan tersebut.



D. Keuangan
1. Biaya untuk memulai Bisnis
Kebutuhan modal untuk memulai usaha adalah sebesar Rp. 69.000,00. Dana tersebut dialokasikan untuk kebutuhan pengeluaran awal produksi. Berikut ini adalah rincian kebutuhan awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pada awal produksi Get_go Cassava.

Kebutuhan Modal Awal pada Bulan Pertama
Usaha Get_go Cassava
a. Investasi yang diperlukan Biaya Produk
INVESTASI AWAL
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Harga
1 Sewa Kompor 1 buah Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
2 Sewa Panci Kukus 1 buah Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00
3 Sewa Baskom 2 buah Rp. 500,00 Rp. 1.000,00
4 Stainless Steel Knife 1 buah Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
5 Sewa Talenan Plastik 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
6 Kertas Minyak 3 lembar Rp. 700,00 Rp. 2.100,00
7 Plastik Pembungkus 2 pack Rp. 1.500,00 Rp. 3.000,00
8 Kertas Warna 2 lembar Rp. 200,00 Rp. 400,00
9 Sewa Loyang 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
10 Parutan 1 buah Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
11 Sewa Wajan 1 buah Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
12 Sewa Alat Penggorengan 1 set Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00
Total kebutuhan peralatan Rp. 23.500,00
Total investasi awal yang dibutuhkan Rp. 23.500,00


MODAL KERJA
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Total Harga
1 Singkong 3 kg Rp. 2.000,00 Rp. 6.000,00
2 Gula Jawa ¾ kg Rp. 6.000,00 Rp. 6.000,00
3 Garam 1 bungkus Rp. 500,00 Rp. 500,00
4 Kelapa 1 buah Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00
5 Tepung Beras 1 bungkus Rp. 1.500,00 Rp. 1.500,00
6 Minyak Goreng 1 kg Rp. 6.000,00 Rp. 6.000,00
7 Daun Pandan 1 ikat Rp. 500,00 Rp. 500,00
8 Minyak Tanah 1 liter Rp. 7.000,00 Rp. 7.000,00
Total Kebutuhan Biaya untuk Pembelian Bahan per Produksi Rp. 30.500,00
Total Biaya Bahan Pokok dan Pendukung Rp. 54.000,00
Biaya Transportasi Rp. 10.000,00
Biaya Listrik Rp. 5.000,00
Total Modal Awal yang dibutuhkan Rp. 69.000,00
Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha sebesar Rp. 69.000,00

2. Proyeksi rugi/laba
Proyeksi rugi/laba dalam satu kali produksi usaha Get_go Cassava
Pendapatan Total
1 Total Penjualan Rp. 65.000,00
Total Pendapatan Rp. 65.000,00
Biaya Produksi Total
1 Biaya Variabel (Variable Cost) Rp. 30.500,00
Biaya Bahan Baku dan Bahan Pendukung Rp. 30.500,00
2 Biaya Tetap (Fixed Cost) Rp. 10.000,00
Biaya Transportasi Rp. 5.000,00
Biaya Listrik Rp. 15.000,00
Total Biaya Tetap Rp. 15.000,00
Total Biaya Produksi Rp. 45.500,00
Laba Rp. 19.500,00

3. Proyeksi Break Even Poini(BEP)
Uraian Total
PENJUALAN
1 130 bungkus Rp. 65.000,00
Total Penjualan Rp. 65.000,00
BIAYA VARIABEL
1 Biaya Bahan Baku dan Bahan Pendukung Rp. 30.500,00
Total Biaya Variabel Rp. 30.500,00
BIAYA TETAP
1 Biaya Transportasi Rp. 10.000,00
Biaya Listrik Rp. 5.000,00
Total Biaya Tetap Rp. 15.000,00
BEP = FC/1 – (VC/Pendapatan) Rp. 28.259,00

4. Proyeksi Profit/Benefit Of Coast Ratio (BC RATIO)
Penjualan Total
1 Pendapatan Penjualan Rp. 65.000,00
Total Pendapatan Rp. 65.000,00
Biaya Produksi Total
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku dan Bahan Pendukung Rp. 30.500,00
Total Biaya Variabel Rp. 30.500,00
2 Biaya Tetap
Biaya Transportasi Rp. 10.000,00
Biaya Listrik Rp. 5.000,00
Total Biaya Tetap Rp. 15.000,00
Total Biaya Produksi Rp. 45.500,00
B/C RATIO = Pendapatan Penjualan/Biaya Produksi Rp. 1,428
Usaha Get_go Cassava layak dijalankan karena B/C RATIO >1, yaitu 1,428.







ANALISIS KEUANGAN
BUDI DAYA IKAN KERAPU

Produk pertanian memiliki sifat yang khas dan hal ini berpengaruh terhadap pengembangan usahanya . Sifat produk pertanian pada umumnya yaitu:
1. Produksi tidak dapat diperbesar serentak dalam waktu pendek, sebab bergantung kepada musim dan lekat dengan keadaan alam sehingga hasil produknya terpencar.
2. Peningkatan produksi menyebabkan biaya meningkat sampai kepada berlakunya hukum pertambahan hasil yang makin berkurang.
3. Sifat fisik produk pertanian yaitu musiman, cepat busuk, mengambil banyak tempat (voluminous) dan kaku (bulky).
4. Produksi umumnya skala kecil hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence), sehingga produk yang masuk ke pasar karena kelebihan keperluan rumah-tangganya.
Selain sifat khas yang dimiliki oleh hasil produk tersebut di atas produk pertanian sangat sensitif (elastis). Ikan Kerapu merupakan salah satu produk pertanian memiliki harga jual relatif mahal (Rp45.000,00 per ekor). Untuk mengembangkan usaha melalui budidaya diperlukan tindakan dan perlakuan berupa penanaman dan perawatan. Ikan Kerapu sebagai komoditas produk perikanan akan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat jika dikembangkan dalam usaha bisnis. Bisnis merupakan suatu proses mengkombinasikan bibit, sarana produksi dan keterampilan usaha dengan berbagai sumber agar dapat menyediakan barang dan jasa yang diorganisir dalam bidang perniagaan dan industri untuk mempertahankan dan memperbaiki standar hidup (Irawan dan Basu Swasta, 1992). Dengan demikian Ikan Kerapu yang dibudidayakan untuk lebih dikembangkan guna pemenuhan kebutuhan dalam perekonomian dan bertujuan mencari laba.
Pengembangan budidaya Ikan Kerapu diperlukan sumber-sumber, perencanaan dan pengendalian bisnis. (1) Produk perikanan berupa Ikan Kerapu yang dapat dibudidayakan di daerah sekitar tempat tinggal merupakan kekayaan alam sebagai potensi pendapatan daerah. (2) Modal berupa barang atau uang untuk mendukung pemanfaatan potensi Ikan Kerapu yang akan dikembangkan. (3) Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan memanfaatkan sumberdaya alam/potensi yang dapat dikembangkan. (4) Manajemen merupakan kemampuan pengelolaan usaha yang efisien dan efektif sehingga memungkinkan usaha semakin berkembang. Pemilihan budidaya Ikan Kerapu yang dikembangkan sebagai usaha bisnis diikuti dengan penentuan besarnya skala usaha agar dapat menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan budidaya. Pilihan budidaya ikan kerapu yang akan dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis atau mempunyai prospek (peluang) cukup besar dalam pemasaran dan ditunjang potensi wilayah yang komparatif dipergunakan untuk berusaha. Untuk membuktikan bahwa usaha itu ekonomis dan layak untuk dikembangkan dapat dianalisis dengan berbagai cara, seperti:
1. Laba/Rugi (Rentabilitas)
2. Break Event Point,
3. Net Present Value (NPV),
4. Net Benefit/Cost (Net B/C),
5. Payback Period (PP),
Berwirausaha budidaya ikan kerapu merupakan usaha yang terkait dengan makhluk hidup, oleh karena itu usaha tersebut dituntut kesabaran, ketelitian, kedisiplinan maupun ketertiban dalam mengelola baik perawatan maupun pemeliharaan. Sebagai usaha yang akan dikembangkan, harus diketahui lebih dahulu apakan usaha budidaya ikan kerapu tsb memiliki keuntungan atau layak untuk dijadikan usaha bisnis. Adapun rincian kebutuhan modal usaha budidaya ikan kerapu adalah sebagai berikut:
URAIAN BANYAK HRG SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp)
Sewa Tambak 1 Th L: 2.500 m2 2.000.000,- 2.000.000,-
Perbaikan konstruksi tambak 1 kegiatan 1.500.000,- 1.500.000,-
Pengadaan Bambu Pancang 40 batang 5.000,- 200.000,-
Pengadaan Jembatan Bambu 60 batang 5.000,- 300.000,-
Pengadaan BBM 9 bulan 400.000,- 3,600.000,-
Benih Ikan Kerapu 1.600 ekor 6.000,- 9.600.000,-
Saponin 80 Kg 5.000,- .400.000,-
Pupuk Anorganik 200 Kg 2.500,- 500.000,-
Pakan Ikan (Pelet) 1.250 Kg 11.500,- 14.375.000,-
Upah Tenaga Kerja 9 bulan 250.000,- 2.250.000,-
Biaya panen 1 kegiatan 500.000,- 500.000,-
*) Total Biaya Usaha satu Tambak: 35.225.000,-
Satu tambak yang dipergunakan untuk budidaya dengan menaburkan 1.600 ekor benih Ikan Kerapu (Lumpur) pembesaran selama 9 bulan akan diperoleh ikan berbobot 7 ons seharga Rp.45.000,- per ekor, jika prediksi keberhasilan usaha adalah 80% maka diperoleh Ikan Kerapu yang dapat dijual 80% x 1.600 ekor = 1.280 ekor.
Nilai penjualan Ikan Kerapu **): 1.280 x Rp.45.000,- ............ = Rp. 57.600.000,-
Biaya Usaha *) .......................................................................... = Rp. 35.225.000,- –
Laba Usaha = Rp.22.375.000,-
Dengan demikian tiap satuan tambak selama 9 bulan berusaha diperoleh laba Rp.22.375.000,-
Analisis Kelayakan
Usaha budidaya Ikan Kerapu sebagai usaha kelompok yang baru, maka belum memiliki data keuangan yang dijadikan unit analisis. Data keuangan awal yang wajar tentang biaya yang dipergunakan untuk sarana produksi dapat dipergunakan sebagai bahan analisis keyakan usaha melalui pendekatan Laba/Rugi, Analisa Pulang Pokok (Break Even Point = BEP), Rasio Profitibility Index (PI) maupun Net Benefit per Cost (Net B/C). Kombinasi dari analisis tersebut sudah dapat mencerminkan gambaran usaha yang akan dikerjakan, dengan demikian nelayan dapat mengambil keputusan apakah budidaya tersebut secara ekonomi layak dikembangkan.
1. Laba/Rugi
Asumsinya kegiatan usaha berjalan dengan normal, maka usaha budidaya Ikan Kerapu yang dikembangkan diprediksikan menghasilkan perolehan laba usaha sebesar Rp.22.375.000,- selama 9 bulan masa pembesaran sedangkan hasil penjualan **) sebesar Rp.57.600.000,-. Adapun total biaya *) dikeluarkan Rp. 35.225.000,-
a). Profitabilitas:
Sisa Hasil Usaha 22.375.000
--------------------- x 100 % = ------------------ x 100 % = 38,845486 %
Pendapatan Bruto 57.600.000
Profitabilitas Usaha selama 1 th = 12/9 x 38,845486 % = 51,793981 %
b). Rentabilitas:
Sisa Hasil Usaha 22.375.000
--------------------- x 100 % = -------------- x 100 % = 63,520227 %
Modal Usaha 35.225.000
Studi kelayakan usaha budidaya Ikan Kerapu tiap tambak berdasar analisis Laba-Rugi dengan pendekatan Profitabilitas yaitu rasio SHU per Pendapatan Bruto cukup tinggi (51,793981 %) demikian juga tingkat Rentabilitas merupakan rasio dari SHU per Modal Usaha diperoleh hasil 63,520227 %.

2. Break Even Point (BEP)
Asumsi sebagai Biaya Tetap (FC)  kebutuhan minimal satu keluarga tiap bulan Rp. 1.500.000,- untuk suami istri dengan dua anak di Kabupaten Rembang maka selama 9 bulan dibutuhkan: 9 x Rp.1.500.000,- Rp.13.500.000,-
Biaya tetap yang harus dikeluarkan dalam budidaya Ikan Kerapu
mengabaikan berapa ekor yang dibudidayakan:
- Sewa Tambak 1 Th Rp. 2.000.000,-
- Perbaikan konstruksi tambak Rp. 1.500.000,-
- Pengadaan Bambu Pancang Rp. 500.000,-
- Pengadaan Jembatan Bambu Rp. 600.000,-
Total Biaya Tetap (FC) Rp. 18.100.000,-
Biaya Variable (VC) per satuan ekor Ikan Kerapu yang dibesarkan
- Benih Ikan Kerapu 1.600 ekor @ Rp.6.000,- Rp. 9.600.000,-
- Pengadaan BBM 9 bulan @ Rp.400.000,- Rp. 3,600.000,-
- Saponin 80 Kg @ Rp5.000,- Rp. 400.000,-
- Pupuk Anorganik 200 Kg @ Rp. 2.500,- Rp. 500.000,-
- Pakan Ikan (Pelet) 1.250 Kg @ Rp. 11.500,- Rp14.375.000,-
- Upah Tenaga Kerja 9 bulan @ Rp.250.000,- Rp. 2.250.000,-
- Biaya Panen setelah ikan siap dipasarkan per tambak Rp. 500.000,-
Total Biaya satuan Usaha (VC) Rp. 31.225.000,-

Dengan demikian biaya satuan usaha (V) per unit Rp. 31.225.000,- / 1.280 yaitu sebesar = Rp.24.394,53 dibulatkan menjadi Rp.24.500,- per ekor
Harga jual (P) per ekor Ikan Kerapu Rp.45.000,-

FC 18.100.000
BEP Ikan Kerapu = = = 882,92683 ekor.
P – V 45.000 – 24.500

Berdasar analisa BEP setiap kali panen minimal budidaya ikan yang diusahakan sejumlah 883 ekor untuk tiap tambak. Artinya nelayan dapat memenuhi kebutuhan setiap harinya dengan berusaha budidaya pembesaran Ikan Kerapu dengan menanam ikan kerapu sebanyak 883 ekor per 9 bulan, yang dapat untuk menghidupi seorang istri dan 2 anaknya.

1. Profitibily Index (PI) atau Net Benefit per Cost (Net B/C)
Rasio PI dianalisis dengan membandingkan Total pendapatan dan Total Biaya
Total Biaya setiap kali panen budidaya ikan Rp. 35.225.000,-
Total Pendapatan setiap kali panen budidaya ikan Rp.57.600.000,-
PI atau Net B/C = 57.600.000 / 35.225.000 = 1,635202
Menurut kajian Profitibility Index atau Net Benefit per Cost (Net B/C) usaha budi-daya Ikan Kerapu layak dikerjakan karena PI atau Net B/C lebih dari 1 yaitu sebesar 1,635202.
Berdasar analisis melalui pendekatan Laba/Rugi, Analisa Pulang Pokok (Break Even Point = BEP), Rasio Profitibility Index (PI) maupun Net Benefit per Cost (Net B/C), usaha budidaya Ikan Kerapu diperoleh laba sebesar Rp.22.375.000,- selama 9 bulan masa pembesaran. Hasil analisa Break Even Point (BEP) usaha tersebut secara ekonomis dapat dipergunakan untuk menghidupi keluarga dengan satu istri dan dua anak secara minimal memerlukan biaya hidup Rp1.500.000,- jika budidaya Ikan Kerapu dipergunakan sebagai satu-satunya sumber pendapatan dan tempat berusaha dengan membudidayakan ikan ke kolam sekurang-kurangnya 883 ekor setiap 9 bulan, artinya dalam setahun harus membesarkan 12/9 * 883 ekor = 1.177,33 ekor atau 1.178 ekor per tahun.
Hasil dari perhitungan Profitibily Index (PI) atau Net B/C di atas satu (1,635202), dengan demikian hasil analisis menguntungkan sehingga budidaya Ikan Kerapu direkomendasikan untuk dilaksanakan. Usaha tersebut semakin ekonomis jika persyaratan BEP dapat terlampaui yaitu dengan usaha yang makin efisien.

Contoh: Cash flow
CASH FLOW PROJECTION
WIRAUSAHA BEBEK GORENG PRESTO
(dalamribuan rupiah)
No Uraian Biaya - Manfaat Ekonomi Periode Bulan Total/Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Biaya Investasi PH per bulan
1. Alat Presto (3 th) 4,000 111,11
2. Alat-Alat Masak (2 th) 1,000 41,67
3. Sewa Tempat Usaha ( 1 th) 500 41,67
4. Gerobag Dagang (2 th) 2,000 83,33
5. Modal Kerja (satuan usaha) 500
Total Investasi 8,000 277,78

II Pengelolaan Usaha Bebek Goreng Presto
Modal Kerja:
1. Biaya Bahan Baku dan penolong 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500
2. Bumbu dan BBM 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Total Modal Kerja (Biaya variabel): 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500
Biaya Tetap:
Biaya Tenaga Kerja (pemilik usaha) 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
Biaya Usaha (MK + B Tetap): 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000 14.000

III Penjualan kotor 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500 17.500
IV Laba 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500 42.000
V Laba bersih (Laba – Peny. Invest) 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 3.222 38.664
BEP = 16 ekor sehari
Profitability Index / Net B/C = (17.500/14.000)  1,25
Payback Period = 2 bulan 8 hari, jika mampu menjual 20 ekor Bebek Goreng Presto per hari.
Catatan: Sebulan usaha selama 25 hari (1 th = 300 hr). Omzet sehari 20 ekor Bebek Goreng Presto, Harga Bebek hidup @ Rp.20.000, Biaya bahan penolong Rp2.000,- pembungkus = Rp.1.000 (20 x Rp23.000 = Rp.460.000)+Bumbu dan BBM sehari Rp40.000; Modal kerja = Rp.500.000/ekor  Harga jual Bebek Goreng Presto se ekor: Rp.35.000,-
Biaya Tetap tenaga kerja/pemilik usaha Rp.1.500.000,- asumsinya kebutuhan biaya hidup pemilik dan keluarga tiap bulan.
Jadual Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2009

No Kegiatan 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Panduan
2 Sosialisasi
3 Proposal Awal Masuk
4 Identifikasi UKM dan Seleksi Mhs
5 Pengumuman
6 Persiapan Pembekalan
7 Pembekalan (DIKLAT)
8 Business Plan
9 Proposal Lengkap
10 Persiapan Magang
11 Pelaksanaan Magang
12 Pelaksanaan atau Implementasi
13 Laporan Kemajuan
14 Monev (Kunjungan Lapangan)
Internal
DIKTI
15 Laporan Akhir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angka Umpasa di Na Marhusip

Contoh Umpasa batak

Apa itu Kejaksaan?